cerpen kata

KATA
Oleh: Irvan Mulyadie


Perkenalkan, saya Kata. Saya bukanlah seseorang atau pun benda yang pernah anda kenal seperti anda kira sebelumnya. Tapi juga tidak seasing yang dibayangkan. Saya hanya hurup-hurup yang mencoba menyusun diri jadi kalimat sebagai lambang bahasa jiwa. Untuk bercakap-cakap tentang hal penting atau ngobrol yang tak pernah ada artinya. Juga ngerumpikan persoalan antara yang penting dan tidak penting itu pun bisa. Jadi, bicaralah dengan saya!

Saya, Kata. Sesuatu yang bisa membawa anda pada banyak pertanyaan sekaligus memiliki jawabannya meski belum tentu tepat. Tidak apa. Sebab pada kenyataannya tak pernah ada pertanyaan yang sangat mutlak harus dijawab. Jadi untuk sementara jangan peroalkan masalah ini. Apalagi tanya jawab.

Kata, itulah saya. Anda bisa membacanya dengan tepat. K-A-T-A. Mudah bukan?

Kenapa saya bernama Kata, tak pernah persis saya tahu awal mulanya. Bahkan ketika saya dianggap sebagai ‘biang kerok kejahatan’ atau pun dianggap sebagai ‘bidan kebaikan’. Saya akrab dengan dunia hitam sekaligus bersaudara dengan dunia serba benderang. Tapi saya sangat netral. Tidak berbentuk, tapi anda boleh memberi tekstur apa saja terhadap diri saya. Tanpa warna, anda boleh memoles saya dengan warna apapun juga. Entah itu yang sesuai komposisi warna pelangi, dengan jenis warna kulit sebuah ras atau warna sebuah faham dan ideologi. Bebas. Semprotkan ragam aroma. Lenturkan gerakan saya dengan lidah dan fikiran anda. Dan abadikanlah saya dengan kenangan, sejarah, dan omong kosong dalam tulisan anda. Saya menyerah.

Saya, Kata. Hanya Kata. Tapi yang lain membunuh saya dengan pelor kata-kata. Anda juga yang membaca tulisan ini, pasti pernah membunuh saya dengan cara apa pun juga. Dengan sadar atau hanya kebetulan. Tapi harus anda yakini. Bahwa saya akan terus hidup dan tumbuh kembali. Meski hanya dalam secuil makna isyarat: kesunyian!.


Tasikmalaya, Oktober 2007

Komentar