super cerpen

Mata yang Menatapku


Seseorang, menatapku dengan lembut. Sorot matanya bagaikan riak air kolam yang ditembus cahaya bulan ketika malam. Memancarkan gelombang tenang namun sangat menghanyutkan. Begitu ajaib. Tatap yang akrab. Aku masih mengenalnya.

Di malam ini, tatapannya selejat seduh teh manis hangat. Kami saling memandang di hadapan meja makan pada sebuah rumah kontrakan. Saling menggoda. Dan sepasang mata itu selalu saja membuatku takjub. Sama persis ketika aku mulai mengenal akan betapa berdebarnya menghadapi cinta pertama.

Dulu, aku tak pernah seserius ini memikirkan sampai detil hal-hal biasa yang berbau sentimentil. Akan tetapi sorot matanya selalu saja menawarkan hal yang lain. Selalu orsinil. Sungguh. Apalagi kali ini, begitu lembek dan sangat dalam. Selapis binar kecemasan terselip indah dalam gemalau harapannya yang memohon :

“Jangan tinggalkan aku”, katanya.

Dasar bodoh. Justeru aku yang akan terus mengulang-ulang mengatakan ucapan itu, kekasih !

Komentar