super cerpen

Nonton TV


Di hadapan televisi yang sedang menyiarkan film box office dengan cerita tentang betapa pentingnya kecantikan yang tahan lama bagi seorang perempuan, aku merokok banyak sekali. Ya, aku penikmat rokok tulen. Jarang kupedulikan peringatan yang selalu tertulis jelas di setiap bungkus luarnya dengan nada mengancam yang sinis tapi juga munafik. Seharusnya, menurutku, kalau memang ini penting bagi kehidupan warga negara kenapa hanya peringatan dan bukan larangan saja. Betul, kan?

Dan malam ini ada yang aneh. Batang terakhir yang kupitaskan tadi, setelah aku kembali dari kamar kecil untuk kencing, tiba-tiba rokok yang telah hancur dalam asbak itu telah utuh kembali seperti baru saja kunyalakan. Asapnya harum mengepul dengan aroma yang khas tembakau lokal. Tentu saja aku terkejut !

Aku sangat berpikir keras untuk hal yang satu ini. Dan terus mengingat-ingat. Malam kian larut dan sepi. Orang-orang yang ada di rumahku sudah lelap dibuai mimpinya masing-masing. Tak terasa, bulu kuduku mulai berdiri. Dadaku mulai sesak dan berdegup kencang. Keringat dingin mulai membasahi telapak tangan dan jidatku. Apa di rumah ini ada hantunya? Tidak ! Akal sehatku masih bisa jalan dengan normal. Ya, meskipun aku tidak dapat mengingat jelas akan apa yang terjadi pada beberapa menit yang telah lalu. Benar-benar lupa sama sekali.

Ah, atau mungkin aku memang lupa pernah memitaskan rokok terakhir ?


Tasik-Nagkid

Komentar