Pantai Pangandaran



Nelayan Bertanya

Laut, apakah kau
Debur ombak atau karang
Yang membatu dalam kerangka jiwaku
Membisikan rintih siput dan ikan-ikan
Mengukir timbunan pasir
Jadi kumpulan gemuruh dzikir ?

Atau hanya sebagai pusat dan tujuan
Persinggahan aliran air sungai-sungai
Yang mendesak ribuan sajak terus bernyanyi
Di sepanjang kenangan silam
Ke muara dari segala bentuk muara
Yang tandus
Menantikan hujan doa
Sat gunung melahar beku
Diantara kepungan kabut yang membara
Dan aku pun dilahirkan warna kelabu ?

Laut apakah, kau
Yang menyeret mimpi-mimpiku
Ke suatu bayangan badai, mengguncang
Mengombang-ambing perahu waktu
Dan perahu kuyakini hanya keranda
Tempat ‘numpang hidup sejenak
Sampai reda bisikan mistik
Mengajarkan gairah fana sunyi semesta
Lalu menawarkan maut ?


Laut apakah kau
Kesimpulan atau jawaban
Bagi tiap kemungkinan
Dimana kelak ditumpahkan segala rupa
Segala swara dan aroma
Yang dibawa milyaran tubuh sarat dosa
Dengan cinta dari dunia ?

Laut
Bukankah kau satu ayat
Yang tersirat
Kebenaran isyaratNya tentang Qiamat ?

(puisi ini termuat dalam buku kumpulan puisi tunggalku "Tembang Kembara" yang diterbitkan oleh CV.Wahana Iptek Bandung 2008)

Komentar