PUISI


P e r p i s a h a n i t u, K e k a s i h

Dan ketika pertamakali, kau
Membalikan tubuhmu
Memalingkan wajahmu
Lantas pergi meninggalkanku
Yang tersungkur dalam kenangan, kemudian
Memaksaku mengingat lagi ciumanmu
Eratnya pelukan penghabisan itu
Juga tamparan tangan lembutmu di wajahku
Saat aku memintamu untuk kembali

Pada perpisahan itu, kekasih
Aku masih sempat merekam
Peristiwa yang pernah kita saksikan bersama
Dalam tulisan di koran-koran
Dalam berita di televisi
Pada malam-malam dingin saat kita sedang bercumbu
Semisal saat tenggelamnya kapal laut
Yang merampas puluhan nyawa rakyat kita
Juga tentang pembasmian rakyat Palestina
Yang terbakar oleh bom posfor, atau
Kisah penembakan para demonstran
Ketika negara sedang membangun kepercayaan dunia
Dunia yang tak jelas lagi bentuk petanya
Sebab telah disamarkan arus liar globalisasi

Dengan perpisahan ini, kekasih
Sungguh sangat menyedihkanku
Nasibku kini setragis kisah telenovela
Hanya saja tak ada satupun wartawan
Yang mendatangiku, bahkan tokek yang setia
Mengingatkan batas waktu kencan kita
Seolah ia ingin menghindar
Dan tak pernah lagi bersuara

Selepas kepergianmu, kekasih, sungguh
Telah kurasakan betapa waktu telah membunuh
Setiap mimpi yang terbangun dalam pikiran di kepalaku

2009

Komentar

  1. apa yang membuatmu semakin memilu???
    apa semakin biru???

    salam renta dari orang yang tak berada.

    BalasHapus

Posting Komentar