Oleh : Irvan
Mulyadie
Seminar Nasional dan Karnaval Kebudayaan
LBP 2013 dibuka oleh Walikota Tasikmalaya
(11/05) Merupakan
suatu kejutan tersendiri dengan hadirnya Walikota Tasikmalaya dalam acara Lomba
Baca Puisi se-Jawa Barat 2013 yang biasa diselenggarakan oleh SST hampir setiap
tahun. Mengingat, sejak sepuluh tahun terakhir, tak pernah ada lagi pejabat
tinggi di Tasikmalaya (baik pejabat kota maupun kabupaten) yang mau hadir dalam
acara-acara seni dan kebudayaan serius seperti ini. Apalagi memberikan bantuan
anggaran. Dan jikapun ada, pastilah disaat-saat menjelang akan
diselenggarakannya PILKADA (ada maunya?).
Pernak-Pernik Lomba
Mengenalkan karya sastra ke
berbagai lapisan masyarakat, perlu strategi tersendiri. Membutuhkan banyak
terobosan, dan pastinya harus selalu memberikan pencerahan dan kegembiraan.
Paling tidak, itulah yang telah dilakukan oleh Sanggar Sastra Tasik (SST)
dengan menggelar Lomba Baca Puisi (LBP) Se-Jawa Barat pada 10-12 Mei lalu di
Gedung Kesenian Tasikmalaya, Dadaha.
Ada hal yang berbeda dalam penyelenggaraan LBP se-Jabar kali ini, yakni
dengan penambahan materi Seminar Nasional Bahasa Indonesia yang mengawali
keseluruhan rangkaian acara. Seminar ini mengangkat tema tentang pengajaran
sastra yang efektif dan menyenangkan dengan menghadirkan pemateri Prof. Dr. Suminto A. Sayuti,
M.Pd. (Pakar Pendidikan Sastra dan Guru Besar Univ Negeri Yogyakarat) dan Jamal D. Rahman (Sastrawan
Nasional dan Redaktur Majalah Sastra Horison) dengan moderator
sastrawan muda Bode Riswandi, M.Pd.
Seminar ini singkat dan padat. Acara yang dimulai pada 10
Mei 2013 dari jam 07.30 -11.00 WIB dengan pementasan musikalisasi puisi oleh
Gerobak akustik 28 itu berlangsung dengan interaktif. Baik pembicara maupun
peserta terlibat aktif dalam diskusi ilmiah berdasarkan teori dan pengalaman di
lapangan. Dan yang menarik, ditemukan pula berbagai masalah yang menyebabkan
pengajaran sastra di lingkungan pendidikan mengalami semacam kontradiksi. Salah
satunya dengan belum berpihaknya kurikulum Bahasa Indonesia terhadap pengajaran
Sastra di sekolah. Sehingga pengajaran sastra di sekolah agak teralienasi
dibandingkan dengan pelajaran-pelajaran lain yang bersifat eksak.
Selanjutnya, bada Shalat Jumat, panitia mulai sibuk
mempersiapkan pesta rakyat lainnya, yakni Karnaval Budaya. Peserta yang
terlibat lebih dari 3000 orang dari puluhan kelompok/organisasi kemasyarakatan
dan kesenian. Mulai dari santri madrasah, pelajar sekolah, komunitas hobi,
kelompok-kelompok seni bahkan ada anggota TNI dan POLRI.
Add caption |
Peserta
dilepas dari Gedung Kesenian Tasik sekira jam 14.00 oleh budayawan sekaligus
ketua Yayasan SST, Acep Zamzam Noor, dengan orasi kebudayaan. Orasi berisi
ajakan kepada para peserta untuk menebarkan kegembiraan ke seluruh warga kota
Tasikmalaya. Rute yang ditempuh masih di sekitar Kota Tasikmalaya. Mulai dari
Jl.Lingkar Dadaha – Jl.Tentara Pelajar – Jl.Dewi Sartika – Jl.dr.Sukarjo –
Jl.KH.Zaenal Musthafa dan kembali lagi ke Gedung Kesenian Tasikmalaya.
Di perjalanan, seluruh peserta menampilkan berbagai
atraksi yang memukau. Meriahnya acara ini sangat terasa, paling tidak dengan
hadirnya 3 kelompok drumband dan tetabuhan lain khas komunitas peserta
karnaval. Berikut dengan lengkingan yel-yel kritis yang mengajak masyarakat
berpikir logis atas berbagai peristiwa yang terjadi di Indonesia belakangan
ini. Seperti halnya terungkapnya skandal Eyang Subur, kasus korupsi petinggi
partai yang melibatkan puluhan wanita cantik, wacana kenaikan harga BBM,
kampanye anti kekerasan terhadap Hak-hak Asasi Manusia dan penistaan
kemanusiaan atas nama agama.
LBP 2013 dibuka oleh Walikota Tasikmalaya
Yang
menarik, dalam sambutan dan peresmian dibukanya acara LBP se-Jawa Barat
2013 Walikota berjanji akan membantu
penyelenggaraan acara serupa di tahun-tahun berikutnya. Dan mendesak pada
panitia penyelenggara untuk segera mengirimkan rencana kegiatan / proposal
kepada Pemerintah Kota Tasikmalaya. Hal ini menjadi bukti keseriusan Pemkot
Tasikmalaya dalam rangka turut serta memajukan kebudayaan daerah, khususnya
sastra yang telah mengharumkan nama Kota Tasikmalaya ke tingkat nasional maupun
Internasional. Dia pun berencana menjadikan puisi/sastra ini menjadi kesenian
khas Kota Tasikmalaya. Terakhir, dia pun membacakan salah satu puisi yang
diperlombakan.
Persaingan Berlangsung Ketat
Ada
sekitar seratusan orang yang menjadi peserta Lomba Baca Puisi se-Jawa Barat
2013 kali ini. Peserta datang dari berbagai daerah di Jawa barat. Mulai dari
Cirebon, Kuningan, Ciamis, Banjar, Garut, Sumedang, Bekasi, Bandung, Cianjur
dan dari kota / kabupaten Tasikmalaya sendiri. Secara kuantitas, peserta LBP
kali ini sedikit menurun ketimbang tahun lalu. Namun secara kualitas, nampaknya
ada peningkatan yang cukup signifikan. Dan hal ini membuat ketiga juri yang
sengaja didatangkan dari luar Provinsi Jawa Barat ini harus berpikir keras.
Ketiga
juri ini adalah Iman Budi Santosa, penyair senior dari Yogyakarta, Beni setia
dari Caruban Jawa Timur, dan Arif joko Wicaksono dari Jakarta. Sengaja,
pemilihan juri dari luar Jawa Barat ini untuk memberikan jaminan dan kenyamanan
kepada seluruh peserta yang bertanding agar lebih objektif dalam menilai.
Lomba Baca puisi berlangsung dua hari, 11-12 Mei 2013.
Sejak peserta pertama dipanggil, peserta sudah menampilkan performance yang luar biasa. Begitupun pada hari keduanya. Hingga
juri agak kewalahan dalam menentukan siapa saja yang mesti lolos pada babak
berikutnya. Namun sayang, ke-20 finalis yang tampil sedikit mengecewakan.
Berbeda kualitas tampilannya dari babak sebelumnya, penyisihan.
Setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan kualitas
peserta final. Yakni, peserta terlalu fokus menyiapkan diri dalam babak
penyisihan, sementara dalam babak final malah kedodoran. Penguasaan materi pun
dalam babak final mengalami kemunduran, terutama dalam kesalahan peserta
memilih puisi yang dibacakannya. Juga persoalan penafsiran puisi yang terlalu
jauh dari maksud serta isi puisi. Yang paling parah adalah perkara teknis yang
menyebabkan pelapalan artikulasi dan pemenggalan kalimatnya tidak sesuai. Hal
ini terkemuka dari pembahasan pertanggungjawaban dewan juri sebelum pengumuman
pemenang itu berlangsung.
Adapun peserta yang lolos menjadi juara adalah Juara 1 Irma Fibriani dari
Bandung, Juara 2 Wahyuni Rahmaningsih dari Kota Tasikmalaya, Juara 3 Bambang
Yudiana dari Ciamis, Juara Harapan 1 Nieu dewi Kania dari Bandung, Harapan 2
Neneng alfiah dari Cirebon, Harapan 3 Wishu Muhammad dari Bandung dan Juara
Favorit adalah Herman (seorang penarik becak) dari Tasikmalaya. Ditambah juga
penghargaan untuk peserta tersepuh yakni Ibu Piantimala yang berusia sekitar 50
tahunan.
Kemeriahan
acara pun semakin seru saja dengan hadirnya musisi kondang dari Bandung Feris
Curtis yang kaul dengan menyanyikan
karya-karya fenomenalnya disela-sela acara lomba baca puisi. Membuat acara yang dipandu oleh Ratna Ayu Budhiarti dan Semi Ikra Anggara ini kian hidup. Juga penampilan
legenda keroncong Tasikmalaya, Purna Praja Kartini yang memukau para undangan
dari awal hingga akhir penampilannya pada pesta penutupan Lomba Baca Puisi Se-Jawa
Barat 2013. Juga tampilan lainya dari pelajar Ciamis dan mahasiswa UPI Bandung.
Demi menghargai peran serta masyarakat dalam karnaval budaya, Sanggar sastra Tasik memberikan penghargaan kepada para peserta terbaik, yakni juara 1 Al- Fitrah Bojong
juara 2 Yab Plus, Juara 3 Sanggar kobong, Juara Harapan diraih Nedutas, Favorit Teater Tangga dan The best Perfom Sanggar Tuna Tasikmalaya.
Demi menghargai peran serta masyarakat dalam karnaval budaya, Sanggar sastra Tasik memberikan penghargaan kepada para peserta terbaik, yakni juara 1 Al- Fitrah Bojong
juara 2 Yab Plus, Juara 3 Sanggar kobong, Juara Harapan diraih Nedutas, Favorit Teater Tangga dan The best Perfom Sanggar Tuna Tasikmalaya.
Bagian yang sangat menarik dalam perlombaan kali ini adalah dengan adanya
keterlibatan berbagai pihak dalam menyukseskan acara Lomba
Baca Puisi se-Jawa Barat 2013 ini. Mulai dari dukungan Pemerintah Kota
Tasikmalaya, Kapolres Kota Tasikmalaya, Dandim 0612, KPU Kota Tasikmalaya
beserta sponsor-sponsor swasta lainnya. Meskipun ada juga dukungan yang
mengecewakan datang dari DPRD Kota Tasikmalaya yang hanya menyumbang dana
Rp.250.000,- untuk kegiatan selevel propinsi ini. Padahal selain sebagai
legislator Lembaga ini pun punya hak budgeting
yang bisa saja (kalau mau) mendukung lebih baik lagi demi kemajuan Kota
Tasikmalaya itu sendiri. (Dimuat pertamakali di Lembar Budaya Harian KABAR PRIANGAN, 15 MEI 2013)
Penulis
adalah Penyair, Ketua Panitia Penyelenggara Lomba Baca Puisi Se-Jawa Barat 2013
Kapan akan diadakan kembali ? Dari awal tahun 2014 saya terus mencari informasi tentang lomba ini, mamun tidak kunjing ada ?
BalasHapusApakah akan diadakan kembali ?
Saya haus membaca puisi di kota sendiri :))
Setiap tahun LBP SST setingkat Jabar dilaksanakan, Teteh. Dan biasanya pada akhir tahun. Bisa bergabung di grup Facebook : Sanggar Sastra Tasik untuk update beritanya. Terima kasih... :)
HapusAdain lagi dong buat guru...
BalasHapus