Kota Tasik hari ini, adalah kota
Dengan segudang masalah jiwa
Jiwa-jiwa yang galau
Jiwa-jiwa yang risau
Jiwa-jiwa yang selalu musim kemarau
Jiwa-jiwa yang tak pernah bisa lepas
Dari dosa di masa lampau
Kota Tasik hari ini, adalah kota darurat simbol
Dimana tugu dan patung-patung
Hanya sekedar objek yang buntung
Lihatlah !
Tidak ada kemegahan yang terpancar
Dari sembilan puluh sembilan asma tuhan
Semua diinjak habis oleh film di megatron
Propaganda kapitalis yang mencuci otak rakyat
Dengan iklan pembunuhan
Katanya kota santri, tapi kok, gini?
Kota Tasik hari ini, adalah kota darurat simbol
Dimana tugu adipura ditunggangi beban agama
Sementara sampah-sampah masih saja amalayah
Pabalatak na saban tincak
Kota Tasik hari ini, adalah kota darurat simbol
Dimana tugu patung manggu menjelma
Payung topeng monyet
Yang warnanya belang hijau
Tapi tak mampu timbulkan pukau
Bahkan di pertigaan Jati dan Parhon
Payung-payung monyet itu
Bagai seniman yang kampungan
Yang menjual hati nurani
Dengan uang-uang recehan
Terlena, dimabuk tipu janji manis kekuasaan
Kota Tasik hari ini, adalah kota darurat simbol
Dimana gedung dirubuhkan
Hanya untuk bikin taman
Padahal gedung harga milyaran
Yang diambil dari uang rakyat, keringat rakyat
Dan darah rakyat
Sementara gunung-gunung dihancurkan
Atas nama pembangunan
Sawah-sawah ditimbun, lalu disulap
Jadi pabrik dan pertokoan
Kemudian mencekik leher buruh pertanian
Menjadi mall-mall yang besar
Melilit hati pedagang pasar tradisional
Membunuh warung-warung kecil
Dan pribumi tersisihkan, terpinggirkan
Jadi kacung di kampung halamannya sendiri
Lalu apakah ini namanya bila bukan kebijakan?
Kebijakan yang tidak bijak
Kebijakan yang selalu ditengarai
Sebagai proyek objek bancakan
Kota Tasik hari ini, adalah kota darurat simbol
Simbol yang dipaksakan, simbol-simbol
Yang sejatinya tidak begitu penting
Ketimbang pembangunan ekonomi rakyatnya
Yang miskin
Ketimbang pembangunan jiwa rakyatnya
Yang sakit
Pembangunan jiwa penguasanya
Yang nampak rakus
Jiwa-jiwa-jiwa kita yang gelisah
Wahai, Kota Tasikmalaya, bangunlah!
Mari bangkit dan sadar diri !
24 Desember 2015
Komentar
Posting Komentar