EKSPRESI ‘SENI’ KEMERDEKAAN
DI KAMPUNG KREATIF TUNDAGAN
Oleh : Irvan Mulyadie
Memasuki bulan Agustus, hampir setiap daerah di Indonesia bersiap
diri merayakan pesta kemerdekaan. Beragam acara hiburan, kesenian, olahraga,
hingga kegiatan kerohanian pun diselenggarakan. Tak terkecuali di Tundagan,
Kelurahan Linggajaya Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Kemeriahan dari
awal bulan terasa padat hingga berakhirnya bulan ini. Intinya satu, berbagi
kebahagiaan dengan berbagai lapisan masyarakat.
Namun disini ada yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Sejak dideklarasikan bersama oleh warga dengan penambahan nama kampung kreatif
pada 20 Maret 2016 lalu, wajah kampung Tundagan nampak berbeda dari biasanya. Banyak
mendapatkan ‘sentuhan seni’ disana-sini. Baik secara pisik maupun dalam
berbagai kemasan acara. Lebih tertata dengan baik. Sampah-sampah rumahan tidak
lagi berserakan di jalanan. Kecuali pada saat jadwal pengangkutan oleh pihak
kebersihan.
Membawa pesan ramah pada lingkungan hidup, membuat warga Tundagan
bahu membahu menciptakan kampung yang bersahabat. Mulut-mulut gang sempit
dihiasi denga gapura yang multi fungsi. Selain berwujud sebagai gerbang selamat
datang, berguna pula sebagai media penyimpanan tanaman. Ujung-ujungnya membuat
sejuk suasana dan sarana penghjauan. Selain itu, gapura pun dihias sedemikian
rupa sehingga tampilannya lebih cantik dan menarik.
Dinding-dinding perkampungan korban vandalisme pun tak luput dari
sentuhan. Grafiti dan mural digoreskan tangan-tangan generasi muda yang
berbakat di bidang seni rupa. Hasilnya bisa dinikmati dengan gembira. Selain
menutup coretan-coretan liar kaum vandalis, juga mempercantik lingkungan.
Bahkan di lokasi-lokasi tertentu, kreasi grafiti dan mural ini menjadi tempat
favorit remaja untuk sekedar selfie (swa foto).
Demi kepedulian terhadap lingkungan, lomba panjat pohon pinang
ditiadakan. Alasan utamanya karena pohon Pinang sudah sangat jarang. Yang masih
ada pun sengaja dipertahankan. Secara pertumbuhan juga pohon Pinang ini agak
lambat. Maka sebagai gantinya, permainan hiburan berbasis ketangkasan ini pun
diganti dengan Golempang. Di daerah lain biasa disebut juga dengan istilah
Golewang.

Selain dimeriahkan dengan berbagai lomba yang khas Agustusan seperti
balap karung yang seru, lomba makan kerupuk nan lucu, balap kelereng sendok
yang menegangkan, balap meniup bola pingpong, makan kerupuk kulit atau Dorokdok,
joget kompak memakai jeruk dan balon,pukul air, juga dihiasi pula dengan
kegiatan olah raga.
Tundagan merupakan kampung di daerah perkotaan yang sangat
beruntung. Meskipun secara wilayah berada di sekitar pusat kota, namun Tundagan
memiliki cukup ruang publik untuk dimanfaatkan. Karena memiliki lapangan yang
cukup luas, maka kemeriahan HUT RI ke-71 ini dilengkapi juga dengan berbagai
kegiatan olah raga. Seperti sepak bola Kemerdekaan Cup, Pingpong/ Tenis Meja,
Catur, dan Jalan Santai.
Karena membaptis diri sebagai daerah kreatif, kegiatan olahraga
berupa Jalan Santai pun tak luput dari sentuhan seni. Keberangkatan para
peserta jalan santai diawali dengan upacara adat khas suku Sunda. Membuat
suasana lebih berwarna dan ceria. Bahkan, disaat pembagian hadiah, hiburan pun
diwarnai dengan tarian jaipong yang mengusung sendra tari dari grup lokal
Tundagan, yakni Kirana Sarimbit.
Malam puncak peringatan Kemerdekaan yang diselenggarakan pada 20
Agustus 2016, tampilan hiburan yang didomnasi oleh pentas kesenian semakin
membuat suasana kemerdekaan kian terasa. Kumandang lagu kebangsaan Indonesia
Raya yang dinyanyikan oleh seluruhwarga dan tokoh-tokoh masyarakat yang hadir
bergema begitu hidmat. Semua bernyanyi, tua-muda, laki-laki dan perempuan yang
kebetulan hadir disana merasakan juga bagaimana semangat nasionalisme itu
berada di antara mereka.
Hampir seluruh bakat seni warga ditampilkan pada malam puncak
tersebut. Orasi budaya yang membakar gairah kebangsaan yang dilandasi dengan
nilai-nilai religious disampaikan sangat apik oleh tokoh masyarakat Tundagan,
Ooy Rosyidin. Saya sendiri hanya berperan menjadi konduktor acara sebagai ketua
pelaksana kegiatan. Pentas seni yang digelar mulai dari modern dance, kabaret lucu
ibu-ibu PKK yang diarahkan secara kocak oleh Ela Dahlia dari Barak Seni Tasik,
nyanyian penuh semangat yang diiringi band muda-mudi IPTB, juga pembacaan puisi
oleh penyair-penyair dari Sanggar Sastra Tasik (SST) seperti Saeful Badar,
Amang S Hidayat, Lucky Lukita dan Rizky Arbianto. Dan sebagai penutup pentas,
maka suguhan lawak dari kelompok Borelak menjadi suguhan yang pas kegiatan yang
dilangsungkan sejak pagi hingga puncak malam pada 20 Agustus 2016.
Selepas malam pentas kemerdekaan, diadakan pula Tabligh Akbar yang
menghadirkan kyai kharismatik KH. Drs. Acep Tohir (cucu pahlawan nasional,
KH.Zaenal Musthafa). Sampai tulisan ini diturunkan, kegiatan peringatan hari
kemerdekaan Indonesia di Kampung Kreatif Tundagan masih berlangsung. Dan ditutup pada 28 Agustus dengan hajat lembur, Ngobyag Susukan.
Susukan atau kali kecil yang berfungsi sebagai batas wilayah Tundagan ini sejak
awal memang dimanfaatkan untuk mengelola perikanan.
Sejatinya, memang merayakan kemerdekaan tidak pernah akan cukup
dengan hanya membuat berbagai perlombaan khas Agustusan. Merayakan kemerdekaan
lebih jauh lagi harus diimplementasikan dengan berkarya nyata dalam kehidupan. Menghargai
jasa-jasa pahlawan dengan jasa-jasa lain yang lebih baik dari diri kita
sendiri. Menghidupi keluarga, mengelola lingkungan sekitar, dan berkiprah untuk
bangsa dan negara. Merdeka !.
Tulisan pertamakali dipublikasikan di Harian Kabar Priangan, 3 September 2016
Pernak-Pernik :
Komentar
Posting Komentar